Penting, berterima kasih?



Aku selalu menanamkan pada diri sendiri rasa untuk berterima kasih, kepada siapa saja, tak terkecuali. Tetapi kemaren saya keinget sama konten saya di Instagram mengenai perjuangan, yang saya kutip dari film whiplash. Point yang saya ambil waktu itu ketika seorang instruktur atau guru selalu keras kepada anak didiknya. Dia selalu pasang muka masam, impressionnya bengis, gak bisa menghargai, perfeksionis, dll tetapi dalam urusan mengajar tentang materinya dia jagonya.

Lalu menariknya seperti ini, ketika ditanyai anak didiknya, kenapa anda lakukan itu semua, ya karena ini untuk kebaikanmu. Jadi sebelumnya diceritakan ada seorang anak yang berbakat sekali, tetapi dia melakukan kesalahan dan kesalahan, lalu apa yang terjadi? anak tersebut dilempar sama benda disekitar dong! padahal sudah bekerja sangat keras. Ketika latihan anak itu dipress sampai dia nangis semalaman dikamarnya.

Lalu si guru berpendapat, ketika aku bilang keanak itu, "Ya good job, gpp kamu sudah berusaha dengan sangat keras, dan saya hargai itu semua" kemudian si anak itu pasti akan merasa, "yah sampai disini, aku sudah latihan dengan keras" , "mungkin sampai disini batasannya" dll. Tapi tidak dengan anak satu ini, setelah semalaman dia menangis, lalu dia bangkit dan berlatih dengan sangat keras dan keras hingga merusak dirinya sendiri. Tetapi pada akhirnya anak itu melakukan sesuatu yang ajaib.

Kalo menurut aku sih, kita harus memperlakukannya secara seimbang, soalnya ada murid yang bunuh diri difilm itu karena guru tersebut, alasannya kenapa saya lupa. Tetapi seperti yang aku omongin sebelumnya, ya kita harus seimbang dalam memperlakukan seseorang, dan sebagai seorang anak juga jangan lembek, jadi keinget perkataannya pandji (stand up comedy). Jadi dia bilang gini, kalo dalam pertunjukan tinju itu yang menang itu bukan yang tinjukan paling kuat, tetapi juga yang bisa menahan tinju yang paling kuat, jadi kalo kamu ingin menang dalam hidup yang kamu harus kuat nerima tinju-tinju kehidupan ini. Sekiaan terima kasih
Share:

Membuat Media Server




Bermula dari melihat berbagai sudut informasi sekarang ini, seperti aplikasi streaming lagi gencar-gencarnya dipush sama "orang-orang besar". Saya jadi kepikiran untuk membuat streaming sendiri dirumah dengan bantuan file-file/database yang offline lalu dijadikan media server sendiri. Rencana saya ingin membuat media server yang offline dengan file-file/database sendiri.

Jadi kemaren main ketempat temen, dia menyarankan untuk memakai PLEX. Dulu sebenarnya sudah ada, pakai KODI karena dari perangkat disediakan. Saya dulu menggunakan perangkat Raspberry 2.

Oke, lanjut lagi. Angan-angan saya, ingin membuat media server apa saja yang kita ingin masukkan, termasuk gambar, video (personal maupun film), pasti seru tuh. Kita gak perlu langganan, tetapi kita punya sendiri dengan update secara manual.
Bayangan saya, ketika nanti masuk kamar atau ruangan keluarga, kita nyalakan perangkat lalu menikmati media (entah itu audio, gallery maupun video).

Berikut mungkin beberapa perangkat yang dibutuhkan:

  1. Raspberry Pi
  2. HDD
  3. TV
  4. Kabel Pendukung
Untuk oerkembangan selanjutnya nanti akan diupdate.

Share:

Rahasia Pegawai




Semenjak saya berubah haluan, dari main aplikasi yang seba hiburan sekarang berpindah ke aplikasi yang mendapatkan "sesuatu". Walaupun tidak dipungkuri juga aplikasi hiburan ada "sesuatu"nya juga tapi menurutku tidak pas buat saya (untuk saat ini).

Lalu saya "berselancarlah" ke mesin pencari untuk menemukannya, salah satunya yaitu QUORA. Disitu cara mainnya cuma post pertanyaan lalu user lain akan menjawab pertanyaan tersebut. Simple, mirip ask.fm dll tapi disitu tulisannya/kontennya pas aja buat saya (lagi-lagi untuk saat ini).

Kembali lagi kejudul, RAHASIA PEGAWAI.

Yah, saya menemukan hal yang unik disitu. Jadi di QUORA itu ada Ruang, lalu aku memilih Ruang yaitu RAHASIA PEGAWAI. Soalnya saya tergelitik dengan tagline dari Ruang tersebut, yaitu:

Karena karier tidak hanya tumbuh ke atas, tetapi bisa juga ke samping
Faktanya memang demikian, karena mungkin aku juga pegawai swasta, dan menurutku related saja dengan saya. Karena mungkin rasanya karirku sedikit kemungkinnan susah tumbuh keatas, lebih besar kesamping. 
Share:

Jakarta New Normal



Surakarta, 11 Juni 2020.
Hari saya berniat pergi kejakarta walaupun masih dalam kondisi Covid19 terus meningkat grafiknya. Saya berfikir roda perokonomian harus berputar, gak bisa begini2 terus, maka dari itu saya juga ingin ikut bergerak. Dengan diantar sama keluarga (istri dan anak) menemani keberangkatanku.


Jakarta 14 Juni 2020.
Jakarta sekarang radak aneh, mungkin karena belum terbiasa saja ya, saking kelamaannya WFH (Work From Home) di solo jadi radak kerasa. Yang bangun tidur biasanya melihat anak sama istri sekarang melihat gedung-gedung beton, tetapi tidak masalah, namanya juga perjuangan.

Jakarta 26 Juni 2020.
Akhir-akhir ini sedang memasuki fase dimana lagi males aja melakukan sesuatu, tentunya juga menulis blog/jurnal ini. Tetapi karena mungkin lagi mengisi kesibukan disela-sela kerjaan yang lagi longgar bisalah. Oke kita lanjutin...

Masa transisi pandemi corona masih terus berlanjut, beberapa kalangan mungkin sangat kerasa, bahkan tidak beberapa tapi semua pasti berdampak. Kemaren beberapa teman pada balik kampung karena dijakarta sudah gak dapat apa-apa lagi. Tetapi bersyukurnya tempat kerja hanya memberlakukan potong gaji dan melakukan instruksi sesuai protokol kesehatan yang dikeluarkan pemprov.

Semoga jakarta lekas sembuh, agar solo lekas disambut. :)



Share:

Sebuah Toko Sederhana


Dari sebuah photo diatas bisa disimpulkan apa saja yang akan saya tulis disini. Bermula dari saya menikah dengan istri saya. Kebetulan istri ada usaha kecil-kecilan membantu memasarkan produk/barang dari orang tua. Sebelum istri saya lahiran saya sudah mendampingi dia, sampailah saya melihat usaha istri secara langsung. Awalnya memang sudah diberitahu mengenai kesibukan dia, tetapi belum secara langsung, turun lapangan. 

Pengenalan

Produk/barang ini adalah sebuah kemasan atau packaging. Macam-macam plastik, kardus, dll. Saya awalnya masih gak begitu paham. Sudah diajari beberapa kali masih belum nemu iramanya, soalnya terlalu manual sekali, dari jenis barang yang susah dimengerti (soalnya tiap barang punya jargon masing-masing, dan tiap orang menyebut jargon itu juga beda-beda). 

Dari situ saya mulai ingin membuat catatan-catatan kecil, sebenarnya istri sudah membuat beberapa system sederhana, tetapi belum bisa jalan secara konsisten (pasti berhenti ditengah jalan). Seperti standar toko, saya mencoba menulis ulang, dari daftar harga, list barang, lalu dikelompokkan sesuai jenisnya masing-masing. Dari situ saya bisa melihat barang-barang kecil tersebut, tetapi belum bisa mengkelompokkan persatuan juga, karena saking banyaknya barang jadi radak kerepotan.

Step selanjutnya

Saya keinget dengan projectku waktu dijakarta, jadi dulu pernah bantuin temen buat aplikasi kasir. Sebenarnya bukan buat sendiri, tetapi menggunakan aplikasi yang sudah ada, lalu disesuikan sendiri dengan kebutuhan kita. Saya mencoba menggunakan itu. Tetapi kendalanya ada diresources. Jadi kita memfokuskan kepada biaya operasional, dengan adanya itu tentunya akan menambah biaya operasional seperti biaya listrik dan alat-alat, serta harus ada edukasi kepada pegawai juga. Jadi saya dan istri memutuskan untuk semi-manual saja dulu.

Seiring berkembangnya teknologi, kami juga sudah membuat website untuk keperluan profil toko. Dimaksudkan agar bisa mengikuti pergeseran zaman sekarang ini. Alamat websitenya ada di https://www.tokoplastikab.com/ . Berisi mengenai toko kami dari profil toko, kontak, barang/produk apa saja yang dipasarkan, tempat dan masih banyak lagi informasi yang lainnya. 

Selain website, toko kami (Toko Plasti Agung Barokah) juga mempunya akun sosial media. Untuk halaman facebook ada di halaman https://www.facebook.com/tokoplastikab sedangkan untuk akun instagram ada di https://www.instagram.com/tokoplastikab/ , pokoknya serba tokoplastikab, tujuan agar mudah dibaca oleh orang lain.

Step Terakhir

Tentunya tidak ada yang terakhir, adanya yaitu perbaikan step sebelumnya. Saya kebetulan menjadi karyawan swasta di sebuah perusahaan penerbangan. Ada satu hal bagus untuk diadobsi yaitu istilah PDCA. Kebetulan boss saya dulu adalah seorang Pilot disebuah Perusahan BUMN di Indonesia, dan beliau juga sangat familier dengan istilah PDCA.

PDCA adalah singkatan dari Plan, Do, Check, Act. Untuk ilustrasinya sebagai berikut:

Ini juga bisa digunakan disemua bisnis unit yang ada. Jadi sebenarnya kami sudah melakukan PDCA secara sderhana, tetapi masalahnya belum ada proses check dari apa yang sudah kita lakukan. Jadi kami juga masih belajar lagi dalam mengembangkan Toko kami.

Untuk cukup sekian dulu, karena ketika saya nulis ini jakarta sedang dilanda banjir. Jadi ini mau pulang terlebih dahulu. Ok Terima kasih... 
Share:

Melukis Kaos 😜



Sudah lama sekali, sejak hijrah pekerjaan ke ibukota waktu tahun 2012-2013, sempat mengisi ketrampilan membuat sebuah kaos. Awalnya hanya jualan baju batik, lalu lama-lama ingin tau bagaimana proses pembuatan kaos itu sendiri. Hanya modal 500rb kalo gak salah sudah dapat kaos dan peralatan sablon. 
Dan sekarang juga lagi tertarik lagi sama pembuatan kaos. Oleh karena itu aku mencoba untuk membuat tulisan mengenai pembuatan kaos itu sendiri. Langsung check this out:

Bahan

Tentunya bahan disitu, dari kaosnya. Saya biasa pakai cotton combed 30S yang biasa dipakai produk distro. Dulu kalo gak salah, belinya itu per/KG. Dan rencana aku ingin menggunakan kembali dengan bahan tersebut. Tapi sayangnya, sampai sekarang aku nulis ini aku masih belum nemu tempat dijualnya bahan kain tersebut. Seingatku sih di daerah nonongan didaerah kota surakarta.

Jahit

Nah, kebetulan aku ada temen yang kerja dikonveksi, lalu dari bahan itu aku jadikan kaos polosan.

Sablon

Nah, ini point pentingnya. Kadang cara sablon itu gampang-gampang susah. Seingatku itu yang dibutuhkan : Rakel dan tinta sablon, yang lainnya pelengkap.

Tetapi demi mempercepat proses jadinya, aku menggunakan kertas transfer. Jadi prosesnya hanya print dengan kertas tersebut, lalu tinggal disetrika dikaos. Dan jadilah seperti ini:



Kesimpulan

Membuat kaos itu sangat menyenangkan !!!

Share:

Dekor kamar Ghazi




Seiring perjalanan waktu dan usia kaka (panggilan anak saya) yang semakin dewasa :D , kita berdua ( aku dan istri) ingin menaruhnya dikamar sendiri. Ada beberapa perlengkapan yang ingin kami berikan dikamar dia. Seperti kata istri, dia ingin memberikan apa yang kakeknya tidak bisa berikan, dan itu sangat baik dan aku setuju. Maka dari itu kami ingin menyulap kamar yang polos jadi sebuah kamar yang ramah anak kecil. Yah, walaupun gak seperti ditipi-tipi atau bedah rumah, yang awalnya polos jadi diluar dugaan.

Oke mari kita lanjutkan,

Ukuran kamar

Dengan kamar ukuran 4X5M, saya ingin membuat kesan minimalis tapi ramai. Karena visi saya anak bisa betah dikamar, jadi nanti ada banyak mainan disana dan beberapa buku untuk di baca-baca. (Seperti dia sudah bisa baca saja hahaha).


Dekor Kamar

Kami memutuskan memberikan thema angkasa dikamar dia. Dengan gradasi biru tua dan biru laut ditaburi beberapa bintang kejora dan ada seorang astronot mendarat dibulan, serta ada beberapa planet dan segala sesuatu ditatasurya dengan konsep animasi.


Kesimpulan

Sebagai parenthood, kami (saya &istri) harus melakukan terbaik buat anak. Anak-anak yang berperilaku paling baik cenderung menjadi yang paling bahagia. Mereka yang merasa diabaikan, disalahpahami atau di bawah tekanan adalah mereka yang biasanya bertindak sembrono. Tentu saja, kedisiplinan itu penting, tetapi itu seharusnya tidak menjadi kekuatan utama dalam kehidupan seorang anak.

“The best way to make children good is to make them happy.” –Oscar Wilde

Sekian dulu tulisan mengenai dekorasi kamarnya kaka, tulisan/jurnal selanjutnya mungkin saya ingin berbagi cerita soal tentang sablon. Selamat beraktifitas, hidup anda menakjubkan😁 
Share:

Menjadi Orang Pagi :)




Setelah beberapa membaca sebuah artikel bagaimana menjadi orang pagi, saya menggaris bawahi menjadi 3, yaitu Value, no self-talk negative, be behavior.

Kadang tetap saja saya kurang bisa menerapkan itu, dikehidupan urban khususnya Jakarta sangat sulit (mungkin Cuma bagi saya) untuk menjadi orang pagi. Dulu jika dikota lain khususnya dipedesaan, bisa saja menjadi orang pagi, karena mungkin ada beberapa faktor yang mempengaruhi khususnya istri hehe.

Di kota urban dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri, aku mencoba untuk selalu tidur lebih awal tetapi kurang bisa. Jadi badan harus capek sekali terlebih dahulu agar bisa langsung tidur nyenyak. Seperti diawal tulisan saya tadi, ada 3 point menjadi orang pagi.

Value

Saya menginginkan ketika saya bangun pagi jam 4 pagi karena ada banyak hal yang ingin saya lakukan pada awal hari saya. Saya peduli pada pernaikan diri saya, dan jika saya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan itu setelah bekerja, saya melakukannya karena saya akan terlalu Lelah.
Dari jam 4 pagi sampai jam 8 pagi, saya focus pada peningkatan diri saya, itu termasuk:

  • Berolahraga selama 30 menit.
  • Berlatih 2 keterampilan masing-masing selama 30 menit;
  • Membuat jurnal hingga 30 menit;
  • Membaca (Al-Quran, Buku, Berita, Artikel) antara 30-60 menit

No self-talk negatives

Dalam hati Saya, apakah benar-benar tidak ada cara Saya bisa bangun lebih awal? Apakah kamu yakin

Jika Saya tidur lebih awal, tidak bisakah Saya bangun lebih awal? Jika Saya merasa istirahat, apakah Saya akan membutuhkan banyak tidur? Jika tidak, tidak bisakah Saya bangun lebih awal? Tidak ada burung hantu malam yang berhasil bangun lebih awal? Jika mereka bisa, mengapa Saya tidak bisa? Apa yang membuat Saya begitu istimewa?

Saya BISA bangun lebih awal. Mengatakan pada diri sendiri bahwa Saya tidak bisa hanya memperkuat keyakinan itu dalam pikiran Saya. Itu saja - sebuah keyakinan. Dan kepercayaan bisa berubah. Henry Ford melakukannya dengan benar ketika dia berkata:

“Whether you think you can or you can’t, you’re right.” - Henry Ford


Ketika Saya melakukan langkah pertama dengan baik, langkah ini menjadi jauh lebih mudah. Itu tidak tetap menjadi pertanyaan "jika Saya bisa", itu menjadi pertanyaan "saya harus". Semakin Saya membuatnya menjadi kebutuhan di otak Saya, semakin mudah untuk membingkai ulang perspektif Saya dan mengatakan "Anda tahu apa, saya bisa bangun lebih awal!".

Behavior

Suka atau tidak suka kita adalah makhluk kebiasaan. Alasan kita menjadi burung hantu malam hari adalah karena kita mengarahkan diri kita untuk menjadi satu melalui kebiasaan kita.
Mungkin ada sebuah catatan bisa lebih efektif, saya berencana mengunakan catatan/jurnal tidur agar terliat trend-nya seperti apa. Seperti ini:

Sleeping Time

Kesimpulan

Jika Anda ingin menjadi orang pagi dalam waktu 30 hari atau kurang, pastikan untuk mengatur niat dengan benar. Miliki pola pikir bahwa itu tidak hanya mungkin, tetapi juga penting. Dengan mengikuti 3 langkah singkat di atas, Anda sedang dalam perjalanan untuk menjadi orang pagi. Jangan menyerah.

Share: