Pernikahan



Rabu, 10 Jul 2019

Sekarang saya lagi ada dijakarta, dan saya sedang ingin menulis mengenai pernikahan. Yah pernikahan saya yang sudah beberapa tahun ingin saya tuangkan kembali ditulisan.

mungkin sudah beberapa kali aku ingin menuliskan ini tetapi belum sempat, dan sekarang malah sudah ada sibuah hati, dan nanti juga aku ingin menuliskan mengenai anak ditulisanku selanjutnya, pastinya akan seru sekali karena secara dari fase sendirian alias jomblo ke fase menikah dan anak. Pasti itu sebuah tanggung jawab yang sangat besar sekali dan banyak sekali kisah perjalanan itu.

Kembali ke pernikahan. Kata orang pernikahan itu sangatlah sakral sekali, tetapi memang demikian. ada suatu masa dimana pergantian fase tersebut dan sampai sekarang masih belum bisa menempatkan diri.

Saya menikah pada tanggal 1 mei 2018, dan sekarang sudah juli 2019, sudah 14 bulan saya meninggalkan fase kelam saya hidup sendirian waktu tidur. Tetapi waktu itu sekitar bulan mei-desember aku kerja dijakarta, otomatis kita LDR dalam membangun sebuah keluarga. Ya itu berat, kemudian ketika sibuah hati lahir aku pindah ke kampung bersama istri, dari bulan desember-sekarang, yah sekitar 8 bulanlah. dan sekarang posisi lagi LDR sambil menulis ini, mungkin karena kesepian jadi ingin menulis aja. Oh iya kebetulan sekarang juga sebenarnya lagi nyelesaiin kerjaan dikit, tapi gak kelar-kelar, yaudah disambi menulis aja hehe

Oke, karena sudah subuh, saya ingin sholat dulu, nanti tulisannya dilanjut kapan-kapan.. hehe

Kamis, 11 Jul 2019

Ketika saya nulis ini saya sudah ada di solo tempatku dilahirkan, mungkin sudah sekitar 2 mingguan saya menjemput rejeki yang ada diibu kota.

Oke, kembali kejudul, yaitu pernikahan. Saya menikah sekitar umur 27 tahun, tepat seperti keinginanku dulu pas masih kecil pengen menikah umur segitu. Tanya kenapa? ya karena umur segitu itu ideal, ketika anak udah gede masih bisa ikutan bermain, dan pas tuanya insyalloh gak timpang banget sama anak, selain itu faktor psikologis dan lainnya juga ada.

Seperti yang sudah saya ceritakan, 1 mei 2018 saya sah menikah, dan resepsi diadakan disebuah tempat di daerah karangnyar, sebuah kota kecil diluar solo. Berbekal ingin menyempurnakan iman, melangkahlah saya ke tahapan selanjutnya dalam menjalani kehidupan, yaitu keluarga.

Singkat cerita, alhamdulillah resepsi berjalan dengan lancar, kemudian sampailah pada titik dimana hari sudah malam, dan kebanyakan orang menyebutkan malam pertama. Lalu dibagian ini skip aja ya hehehe

Hari-hari sekarang dijalani berdua dengan istri, kami percaya atau lebih tepatnya saya, bahwa ketika kita mempunyai visi dan misi sama, saya yakit dalan keluarga akan baik-baik saja. Dan visi dan misi kita alhamdulillah sama, yaitu mencari ridho alloh dan bahagia dunia dan akhirat. Dan kami selalu mencoba untuk melakukan semua hal melalui pendakatan agama, gak tau kenapa, mungkin kalo melalui pendekatan yang lain terlalu berat, misal pendektatan melalui kesamaan atau sikap, yang suami harus ini suami harus itu atau istri harus begini, dan menurut kami terlalu teknis. Kalo melalui agama (gak tau mungkin kami masih belum mengalami kejadian yang lain) itu kayak udah jelas gitu, koridor masing-masing, ya kita tinggal ngikutin arus itu aja, kalo melampui garis yang saling menasehati satu sama lain. Dan usia pernikahan kami tentunya masih seumuran jagung jadinya mungkin masih belum mengalami roller coster dalam lika-liku kehidupan berumah tangga, tentunya pasti ada, yang tinggal seperti yang aku coret diatas, kita sikapi semua melalui pendakatan agama, insyalloh sosok nabi muhammad saw adalah panutan yang sempurna. Dan saking pengennya bertemu sama beliau saya meletakkan nama beliau di nama tengah anak saya.

Mungkin itu dulu yang bisa saya sharing keblog saya ini, mungkin lain kali kalo ada mood bisa saya tulis kembali mengenai pernikahan.

bye..bye..
Share:

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkomentar :D