40 bulan dijakarta

Image result for jakarta



Banyak sekali mungkin pengalaman yang bisa dijelaskan selama ini setelah 40 bulan diibu kota. Yah, ibu kota dari indonesia. Pasti kebanyakan manusia yang ada diindonesia pasti akan menghindari kota ini. Hanya orang-orang “aneh” mungkin yang mau kesini, dan aku salah satu dari orang-orang “aneh” itu.
Tak terasa udah 40 bulan, awal mula dijakartapun kota ini sedikit mencekap, karena sangat beda sekali sama kota kelairanku dikampung. Tapi tujuan utama dulu selain nyari duit juga ada kepengin hijrah dan akhirnya kesampean. Kalo diliat-liat aku yang dulu dengan sekarang mungkin sangat beda jauh, dan cara memandang sesuatu juga berbeda. Banyak orang yang mengatakan kalo siapapun yang udah bersinggungan langsung dengan yang namanya jakarta dia pasti akan berubah.

2014 akhir aku mulai melalang ke jakarta hingga sekarang ini 2018 awal. Udah dapat apa saja? Yah kalo diliat kasat mata ya gak dapat apa-apa, kalo yang gak kasat mata insyalloh surga. Aamiin.
Dan menurut statistik yang telah aku buat, jakarta sudah ngasih duit sebanyak hampir 200jt. Yah semua gak keliatan nyantol apaan, karena biaya hidup dijakarta sangatlah sangat haha, oleh karena itu dapetnya ya pernak-pernik yang nilai jualnya selalu turun seiring berjalannya waktu. Tapi sangat bersyukur sekali.

Kalo diliat aku berasal dari mana tentunya aku ingin mengatakan kalo aku dari kampung yang orang tua saya udah melepaskan aku sepenuhnya / tidak menafkahi / aku udah gak minta duit sejak tahun 2012. Karena aku ingin mandiri waktu itu, dan sampai sekarangpun kadang ada beberapa persen buat orang tua dari apa-apa yang berkaitan dengan maisyah., tentunya itu bukan sesuatu hal yang luar biasa, tapi memang udah seharusnya / udah selumrahnya / udah senormalnya kalo kita tau dan bakalan gak terganti kalopun kita ngasih gunung emaspun.

Terus pointnya aku nulis ini apa ya? Haha, yaitu tentang achivement. Aku ingin membuat suatu checkpoint dalam hidupku. Lalu apasih sebenarnya pencapaian seorang pria dimasa sekarang? Apa dengan kerja mapan yang berjejang karir bagus seperti menjadi PNS, lalu mempunyai tempat tinggal / rumah sederhana sendiri yang menyenangkan kemudian punya mobil yang bisa mengangkut semua keluarganya? Yah itulah mungkin hamparan perhiasan yang telah disediakan tuhan kepada manusia, dan tentunya akan menjadi ujian serta pertanggung jawaban kelak nanti.

Oke, sekarang ambil cermin. Lalu ngomong, pencapaianmu sekarang apa? Kemudian terdengar helaan nafas panjang, terdiam. Kan kamu udah dapet hampir 200jt? Itu buat apa aja?. Halooooo, jakarta bukan kayak kampung bos, serta untuk menanggulangi setres karna penatnya jakarta harus banyak-banyak entertaint dan itu yang bikin 40 bulan ini jadi gimana gitu. Kalo aku 10% dari 200jt itu aku tabung buat akherat, yaitu disodaqohkan. Katakannya 200jt, jadi aku sudah sodaqoh 20jt. Insyalloh buat bekal diakherat. Lalu 20 % dari 200jt itu untuk hobby yaitu 40jt untuk dibuang-buang, dan 30% lagi untuk ditabung dan hasilnya 0 yaitu harunya 60jt. Dan untuk hidup disini biasanya aku pakek 40% dari 200jt yaitu 80jt. Jadi jakarta sudah ngasih 200jt lalu aku kembalikan lagi kejakarta sebanyak 80jt. Hahaha terima kasih jakarta. Kesimpulannya Achivement selama 40bulan yaitu rumah (sesuatu hal yang dibutuhkan) seharga 20juta diakherat. Insyalloh aamiin ya alloh.

Jadi keinget kisah 2 orang manusia yang dikisahkan di surat al-kahfi, tentang si miskin dan si kaya. Alquran mengisahkan tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Keduanya bersahabat. Yang satu beriman. Dan temannya ingkar. Orang yang beriman dalam kisah ini, Allah ﷻ uji dengan kesempitan hidup. Sedikit rezeki, harta, dan barang yang ia miliki. Tapi Allah memberinya nikmat terbesar, yaitu nikmat iman, yakin, dan ridha dengan takdir Allah. Serta berharap surga yang ada di sisi-Nya. Nikmat ini lebih utama dari harta dan materi yang fana. Temannya yang ingkar, Allah uji dengan kelapangan rezeki. Kemudahan duniawi. Dan Allah beri untuknya harta dan materi yang melimpah. Allah uji dia, apakah bersyukur atau malah kufur. Apakah rendah hati atau malah menyombongkan diri.

Si kafir memiliki dua buah kebun anggur. Pohon-pohon kurma mengelilingi kebunnya sebagai pagar. Di antara dua kebun itu, ada ladang. Allah alirkan air ke kebun itu. Saat panen, ia merasakan limpahan anggur, kurma, dan hasil ladang. Ia kaya, menikmati hasil panennya. Dengan penataan kebun yang hebat ini, ia pun berbangga. Ia memiliki ilmu dalam mengatur dan memaksimalkan lahan. Ia mampu menggabungkan tanaman yang berbeda dengan susunan rapi, serta irigasi yang baik. Ditambah lagi, dengan perawatannya, ia bisa panen dengan maksimal. Ia pun masuk ke dalam kebun dengan congkak, padahal ia menzhalimi dirinya sendiri. Ia ingkar dengan anugerah Rabbnya. Dan sombong pada orang lain. Tak hanya itu, kenikmatan harta dan pengikut telah membuatnya lupa. Ia sangka miliknya itu kekal. Padahal bagaimana bisa sesuatu yang fana menjadi abadi.

Demikianlah perasaan seseorang ketika merasakan puncak kuasa dan kaya. Ia pongah. Menyangka karunia harta adalah bukti Allah sayang padanya. Sehingga ia mengira di akhirat akan mendapatkan kedudukan serupa. Atau lebih baik lagi. Temannya yang beriman mengajaknya ingat kepada Allah. Berusaha menyelamatkan sang teman yang merasa sudah di awang-awang. Terbang, lupa daratan. Temannya berusaha mengingatkan agar beriman kepada Allah. Bersandar dan berserah diri pada-Nya. Bukan berserah diri, mengandalkan harta dan pengikut yang ia miliki. Terkadang, seorang yang memiliki kelebihan harta dan popularitas mengatakan, “Mudah, bisa diurus.” Karena apa? Karena ia menganggap dengan materi semuanya bisa diselesaikan dan diatur karena bisa menundukkan orang lain.

Manusia itu asalnya sama. Pengaturan banyak sedikitnya harta, bukan hasil daya upaya manusia. Di dunia, manusia hanya memainkan peran sebagai orang kaya atau orang miskin. Ketika berperan sebagai orang kaya, gunakan untuk kebaikan, bukan malah sombong, karena ini cuma peranan. Ketika miskin, jangan sampai kehilangan iman. Dan bersabar. Nanti ada ‘upah’ setelah memainkan peranan dengan baik. Sesuatu yang lebih baik dari kebunmu” ini maksudnya adalah bagian di akhirat kelak. Dan engkau karena kesombonganmu, yang menyangka kebunmu ini abadi, berbuat congkak tapi malah menyangka dapat bagian lebih baik di akhirat, semoga Allah memberi pelajaran dengan membuat kebunmu hancur. Mudah-mudahan engkau tersadar, sehingga membuatmu kembali mengingat Allah.

Tak ada yang mustahil bagi Allah. Tak ada seorang pun yang mampu mencegah Allah melakukan kehendak-Nya. Anak, istri, atau siapapun, takkan mampu menolong seseorang dari hukuman Allah.
Mungkin itulah pencapaian hidup kita, yaitu sampai pada titik ketaqwaan yang lebih lebih dan lebih, dunia ini hanyalah ujian saja begitu sesuai  ayat ke 7 dari surat al kahfi. By the way aku suka banget al kahfi, dan semoga juz 30 bisa di sukai banget juga. Smoga kita semua selalu mendapat perlindungan dari Alloh, dan tidak perlu khawatir, tuhan kita dimanapun, mau di solo mau disurabaya mau di malang mau dibali mau di luar negeri mau dijakarta mau dimanapun tuhan kita itu ya sama. Alloh SWT. Yah mungkin kesimpulannya adalah pencapaian kita itu bukan diukur dari dunia sih menurut aku, tapi pencapaian kita harusnya diukur dari apa yang kita sudah dapatkan untuk akherat nanti, "Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui".

Share:

1 comment:

Terima kasih sudah berkomentar :D