Selamat Jalan Sahabat



Minggu pagi, tanggal 27 Oktober 2019. Bersama keluarga kita biasanya melakukan aktifitas dipagi hari. Bersih-bersih rumah/pekarangan, lalu ada sebuah telephone dari seorang teman, 3 kali dia menelpon dan juga ada beberapa pesan menanyakan suatu kabar yang mengejutkan. Lalu saya mengkonfirmasi kembali, apakah berita itu benar atau salah.



Yah, seorang teman telah berpulang kerahmatulloh. Intan Pertama Sari👸.  Lemas, keringat dingin, kaget, pokoknya campur aduk. Langsung aku buru2 untuk menyelesaikan segala pekerjaan lalu persiapan untuk ikut takziah.

Sesampainya disana aku menyusuri jalan desanya. Aku inget, terakhir kali kejalan ini waktu mendatangi hari terbahagia dalam hidupnya, yaitu waktu dia menikah, sekarang kami mendatangi jalan itu lagi ketika hari berdukanya.

Terlihat dari kejauhan ada keramaian dan sebuah kerangka bunga untuk dia. Setelah bersalaman dengan orang-orang, kita lalu dipersilahkan masuk keruang tengah. Disitu berbaring seorang wanita yang dulu aku kenal, dan terdengar suara tangisan dari keluarganya. 

"Anak adalah titiapan. Sing sabar ya? " kata seorang Ibu kepada keluarganya.

Aku salami suaminya dia👸 yang juga teman saya.

"Yang sabar ya, aku turut berduka cita sedalem-dalemnya". 

Lalu aku temenin dia duduk mendampingi dia. Mau mengajak ngobrol aja jadi sungkan karena melihat rasa duka temenku ini, dan sesekali juga kita meneteskan air mata.

Dan teman-teman sudah pada ngumpul, kita langsung mengambil wudhu. Aku masih inget, ketika pas kita main gitu, kadang dia ngingetin untuk sholat teman-teman, tapi sekarang kita yang menyolatkan dia. Selamat jalan teman.


Masa Kuliah

Saya kenal dia👸 waktu masih kuliah dan tetap bersama waktu sudah kerja. Dia termasuk mahasiswi pandai diwaktu bangku kuliah, dan kita gak heran kalau dia👸 termasuk salah satu mahasiswi cumlaude waktu wisuda. Aku masih inget kalau sesekali kita menggunakan bahasa inggris, kalau ada kesalahan dia yang mengkoreksi. Yah dia merupakan mahasiswa berprestasi, juga bahasa inggrisnya jago dari aku.

Dia👸 dulu punya mimpi kerja di Departemen Luar Negeri, agar bisa belajar sama berpetualang diluar negeri. Kita kadang juga sering debat masalah-masalah sosial dan lainnya. Dan dia👸 sering mengalah kepadaku, walau seringnya dia👸 yang benar. Maafkan aku yang kadang keras kepala.

Dulu ketika masa kuliah, ada lowongan kerjaan paruh waktu dikampus, dan kita sama-sama masuk setelah melalui proses yang diadakan sama kampus. Disitulah, awal kita sama-sama saling intens. Ada beberapa laki-laki dan perempuan dari prodi yang sama.


Part Time di SAT Kampus UNS



Awal mulanya kita bisa jadi partner yaitu waktu kita magang disebuah kampus di kota malang. Kita bertiga, temenku cowok salah satunya. Aku dan temenku cowok ini kadang beda prinsip, dan intanlah yang menjadi penengah kami. Seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, kalau ada temen pintar di tim kamu, kamu akan merasa tenang, karena nanti kalau terjadi kesulitan setidaknya temanmu yang pintar tadi bisa memberikan solusinya, dan saya merasakan itu.

Malang


Kita melakukan banyak petualangan di kota tersebut, dari ke alam, rekreasi ke batu, dan masih banyak lagi. Yang aku masih ingat, dulu pernah dia👸 ada kejadian misterius, waktu ke bukit teletabis, tepatnya di dekat pasir berbisik didaerah gunung bromo, dia👸 sempat di kejutkan dengan sesosok pria hitam yang sedang melambai-lambai, tentunya ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kejadian yang akan datang.

Bromo



Masa Kerja

Dan, setelah kuliah selesai kita masing-masing menentukan jalannya sendiri-sendiri. Alhamdulillah, dia👸 keterima di CPNS. Ada beberapa teman yang kesangkut di pegawai sipil termasuk dia, dan penempatannya di Jakarta. Aku masih inget, kalau sebenarnya Jakarta adalah salah satu list kota yang dia yang gak akan disinggahi, tetapi tuhan berkehendak lain. Dia👸 gak cuma singgah, tetepi menempati dan kerja di kota ini.

Kemudian tuhan memberi aku kesempatan untuk pergi ke Ibu Kota, dan sampailah dijakarta. Dan orang pertama kali yang aku temui adalah Intan👸. Di sebuah stasiun, kita ketemuan disana dan ditraktir beberapa makanan. Memang dasarnya orang baik.
Lalu nyeletuk

"Tenang, aku habis gajian, jakarta keras". Kata dia, Lalu aku ucapkan terima kasih sambil bilang

" Besok lagi ya? hehe 😁"

Kita punya hobby yang sama, yaitu photografi. Dulu lagi hype banget soal hunting photo, kita sama-sama pakai canon dan ada salah satu temennya dikerjaan juga kadang ikut hunting photo dikota jakarta. Sesekali juga ikut opentrip yang diadain diinternet. Kita rame-rame pergi main, atau pas minggu kita sama-sama main ke CarFreeday di sekitaran Jln. Sudirman di Jakarta.

OpenTrip

Rumah Kaca Jakarta

Ngomongin soalnya sakitnya, sebenarnya kita temannya sudah tahu, sakit dia apa. Pernah kejadian waktu dijakarta dia sakit, lalu dilarikan ke Rumah Sakit. Lalu aku sama temenku menengoki dia ke Rumah Sakit. Ada bapaknya serta ibuknya, dari Solo ke Jakarta. Katanya beliau jalan kaki dari Gambir ke RS. Kita bercerita-cerita tentang intan, kata bapaknya dia habis oprasi, alhamdulillah lancar. Merinding sih waktu diceritain, tapi dia masih kuat. Dasarnya juga memang wanita hebat dan tangguh dia.


Masa Nikah

Nikah dengan seorang pria👨 yang jadi teman kuliah juga. Cinta lokasi dengan dia👸 waktu kerja parttime di kampus waktu kuliah. Tak jarang kita sebagai teman jadi "obat nyamuk" ketika dia👸 lagi bersama. Seneng dulu liat mereka romantisan berdua.

Aku masih ingat ketika mereka berdua berdiri dan duduk dipelaminan waktu nikahannya, saling tertawa kecil sambil bercerita berduaan, entah apa yang mereka ceritakan. Menerutku waktu itu mereka manusia paling berbahagia sedunia. Lalu kita berphoto ria. Ketika salaman, aku katakan kepada suami intan.

Selamat Ya, Barakallahu fikum. Jaga intan ya...

Dan, Alhamdullilah. Intan beruntung dapat suami seperti temenku. Intan selalu dijaga sampai tuhan memanggilnya. Terima kasih teman. Jangan bersedih dan menyesali semuanya. Intan sudah tenang disurga, jaga hanipo untuk intan ya.


Masa Berkeluarga

Setelah beberapa bulan mereka dikarunia bayi laki-laki. Panggilannya hanipo. Setelah program mutasi kerja dari Jakarta, dia pindah kejogjakarta bersama dengan suaminya. Senang dengernya kabar itu, karena sudah deket dengan keluarga, setidaknya Jogja-Solo itu cuma beberapa jam saja.

Dulu sempat nemui mereka waktu dijakarta. Kebetulan Intan kerja dijakarta sedangkan suaminya, kerja di bogor. Sekali pernah main kebogor dan juga udah beberapa kali main kekosan intan yang dijakarta. Kebetulan dulu kita masih sama-sama kerja dijakarta pusat.

Tetapi semua tinggal kenangan, semoga tenang disisi tuhan, teman. Rest In Peace, Sahabat! 💓🌷


Share:

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkomentar :D