Kaki lebam, punggung kram, mata berat, badan lemas dan sebagainya, merupakan awalan sambatan ketika mencoba menuangkan tulisan ini disini.
Adalah sebuah keputusan ketika seorang ingin mengambil resiko yang mungkin dampaknya kurang menyenangkan, tetapi bagaimanapun itu sebuah keputusan. Kadang ada suatu hal yang kita inginkan tapi belum kita dapatkan, ya solusinya kita cintai apa yang sudah kita dapatkan.
Kadang ada rasa yang ingin disampaikan tanpa merlu memerlukan "jembatan" dulu, hanya ingin ikut serta dalam merasakan tanpa mengurangi atau melebihkan.
Tadi jam 09:25 kereta merapat ke stasiun senen didaerah jakarta pusat. Sebelumnya sedikit kurang mengenakkan ketika moment berpisah yang mungkin ada pertengkaran. Pada dasarkan aku gak suka orang yang membuat hatiku gak senang, <== RETORIS.
Karena mungkin harapan kepada seseorang yang tidak sesuai yang menimbulkan kekecewaan kemudian. Dan sini saya ingin menjelaskan 2 sudut pandang. yang pertema sudut pandang sebagai penghakim "dia".
Judgetment.
Pertama sebelum memulai, aku ingin mengingatkan posisi kamu disini, sebagai seorang istri dan mempunyai anak. Kemudian mencari ridho Alloh SWT dan dimana ini jadi landasanku untuk menghakimimu. Saya bukan SJW (Social Justice Warior) aku hanya ingin menyampaikan pendapatku melalui tulisan ini.
Kerja atau tidak kerja, dia suamimu...
Berilmu atau awwam, dia imammu...
Romantis atau cuek, dia ayah dari anakmu...
Ramah atau galak/kasar, dia bekerja menafkahimu...
Ini bukan tentang, Kenapa anda - wahai para istri- harus patuh dan hormat kepada suami
Tapi tentang siapa yg menyuruh Taat kepada suami!!!
Sudah berapa kali suara Anda, meninggi di hadapannya...
Berapa kali Anda merengek, meminta sesuatu yg membebani pikirannya...
Berapa kalikah Anda menghargai pendapatnya...
Berapa kalikah Anda juga Menceritakan keburukannya!!?
Mari para istri, dia suamimu syukuri kebaikan suamimu...
Sebelum Allah mengambilnya darimu..
Sebelum semuanya terlambat...
Jika kau mentaati suamimu... Maka Allah janjikan surga untukmu
Jadi kau tidak akan rugi...
Meskipun kau mempunyai Suami bertabiat jelek...
Taatilah suamimu Selagi perintah itu masih dalam Hal ma'ruf!!
Bersabarlah atas tabiat suami karena Alloh...
unJudgetment.
Ada sebuah moment didalam belahan hati yang lain ingin selalu mengalah, ada kalanya ingin bersabar, memaafkan, mengalah dan selalu diam dalam "terian" dan "dansa" mereka yang perlu drama. Ya rasa itu memang ada, dan rasanya tidak ingin menghakimi dan biarlah mereka menari dan berdansa.
Tidak ada tebu yang kedua kepalanya itu manis.Kalau kamu memilih bersama dengan wanta karis yang bekerja,Kamu perlu menerima dia tidak bisa di rumah membersihkan rumah.Kalau kamu memilih bersama dengan ibu rumah tangga yang menjada dan merawat rumah,Kamu perlu menerima kalau dia tidak bisa menghasilkan uang.Kalau kamu memilih bersama dengan wanita penurut,Kamu harus menerima kalau dia bergantung padamu dan tidak mandiri.Kalau kamu memilih bersama dengan wanita pemberani,Kamu harus menerima dia keras kepada dan punya pemikiran sendiri.Kalau kamu memilih bersama dengan wanita cantik,Kamu juga harus menerima kalau pengeluarannya juga banyak.Kalau kamu memilih bersama dengan wanita hebat,Kamu juga harus menerima kalau dia itu keras dan tak terkalahkan.Tidak ada wanita yang sempurna, semua itu hanya ada dalam mimpi sajaKamu juga harus menerima kalau pengeluarannya juga banyak.Kalau kamu memilih bersama dengan wanita hebat,Kamu juga harus menerima kalau dia itu keras dan tak terkalahkan.Tidak ada wanita yang sempurna, semua itu hanya ada dalam mimpi saja
YA ALLOH, PLEASE.....
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
al Furqon-74
artinya: Ya Alloh... anugrahkan kepada kami istri-suami, keluarga- keturunan sebagai penenang hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.
Sekian dulu tulisan ini, bersumber dari berbagai media saat ada digerbong kereta.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkomentar :D