Sowan ke Pekalongan

Tentunya banyak tempat dimana masa kecil lu tumbuh lalu kemudian lu tumbuh dewasa dan lu jarang ke tempat itu lagi. Dan ternyata ketika lu mencoba untuk mengingatnya ternyata otak lu gak nget juga, lalu ketika lu udah ditempat tersebut lu mencoba mengingat-ingat kembali dan akhirnya kayak ada sepercik api lalu api itu membesar.

Yah, begitulah. Jadi ceritanya kemaren waktu ada demo 4 november 2016, yang kemudian disakralkan jadi peristiwa 411. Jadi ada ratusan ribu manusia yang akan melakukan demo dijakarta. Tapi intinya bukan itu, malah karena peristiwa itu aku ingin pergi dari sana hehehe

Sebelumnya, udah ditelp orang rumah kalo ada kakak menikah. Bukan kakak kandung tapi kakak sepupu. Anehnya aku sendiri gak tau mukanya seperti apa malahan saudara-saudara yang disana gak tau semua mukanya seperti apa.
Memang sih, terakhir kesana aku tuh waktu Sekolah Dasar atau kalo enggk SMP gitu, lah sekarang udah berjenggot gini hahaha

Tapi untungnya dengan kemajuan zaman teknologi, aku mengantisipasi agar muncul percikan-percikan api itu, street google jadi salah satunya. entah kenapa padahal memang gak tau tempat kampungnya, tapi singkat cerita ketemu deh tuh kampung. Nama jalan kampungnya Kyi Badjuri.

Kayak jadi orang asing sih, ketika sampek dipekalongan pakek nomer kontak yang bisa dihubungan dan dijemputlah akunya di stasiun pekalongan.
 Mas bagos namanya yang jemput.

Ya iya, terakhir ketemu memang waktu masih anak-anak, karena memang akunya yang udah tambah gede dan pria bangetlah pokoknya hahahaha jadinya aku gak kaget dengan masku satu ini. Dengan logat yang khas sana membuat aku langsung membuat api masa lalu membesar ckckc disini api bukan konotasi kemarahan tetapi massa lalu yang terulang kembali.  Haduh ngelawak terus nih.


Oke, sekarang sampek sana langsung disambut oleh keluarga sana, kayak Mas Adam, Mbak chadar, pakde Jito, budhe nunung dan Pakde agus serta budhe anik.

Setalah itupun masih roaming dengan bentuk sela-sela rumahnya simbah itu, terutama dikamar mandinya, karena habsis langsung mandi tentunya kaget "kolah" yang dulunya tinggi sekarang udah jadi pendek, lalupun dengan bodohnya tanya sama orang situ, apakah "kolah"nya dpendekin? hahahaha, tentunya akunya yang tambah tinggi. ternyata semua berubah karena pertumbuhan. Miss you all-lah pokoknya.

Lalu...... esoknya.......


Mbak Chadar

Aku disini sowan memang karena ada pernikahan kakakku ini, plus ngobatin rasa kangenku. Kalo diliat tentu saja cantik kakakku ini, mereka semua adalah guru semuanya disalah satu SMP swasta ditempat sana. longlast samawa ya kakak. Dulu ketemuannya ketika jaga UN di sekolahannya, lalu selang 3 bulan baru mulai melakukan PDKT hahaha

Acara yang belum dimulai


Paklek Bidin, Ibukku, Mas Dista, Mbak Chadar, Budhe Nunung, Pakde Agus


Sebelumnya pun menyempatkan ke makamnya simbah dahulu, pertama kali kesini juga. Dan ternyata sekeluarga memnag dimakamkan disini bersama para pendahulunya.
Almrhm. Mbah Putri

Almarhm Mbah Kakung
Seperti dikutip di surat al imron ayat 185, kalo dibahasakan indonesia sebagai berikut:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh a telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Yah, semua pasti akan mati dan berakhir dipemakaman. Semoga amal ibadah simbah putri dan kakung diterima disisihkan dan mendapatkan pertolongan di hari hisab kelak. amin

Di hari terakhirpun kamipun pulang. Yah kami, Aku, ibuk, om bidin, bulek panca dan kedua anaknya si hafit dan satria serta kakaknya bulek panca. Aku diiantarkan di stasiun pekalongan.
Dilepas sama eyang-eyang ini dan dibekali sebotol minuman teh hangat. Sebelum naik keretapun dibekali sama ibuk bingkisan.
Eyang-eyang yang dulu ngemong

Kemudian setelah selesai saya balik ke jakarta.
Terima kasih pekalongan dan semuanya.




Share: